Posts Tagged ‘tips and trik’

tips memilih oli mesin

November 17, 2012

Belakangan banyak merek dan jenis oli mobil yang beredar di pasaran dengan spesifikasi yang kadang membingungkan. Oli mahal belum tentu baik untuk kendaraan. Alih-alih membuat performanya semakin ”greng”, justru ketika kita salah pilih, mesin menjadi tidak bekerja optimal bahkan mengurangi usia!

Inilah yang dipesankan Ivan Rastianto, Advertising & Promotion Manager Marketing Evalube Lubricants. Ada beberapa tips yang harus dipahami agar penggunaan oli cocok dengan karakter mesin mobil yang kita miliki. ”Habbit konsumen menanyakan ke mekanik. Iya kalau mekaniknya ngerti, kalau asal nunjuk merek yang mahal, belum tentu bagus juga,” sambarnya.

Agar lebih jelas, berikut penjabaran singkat tipsnya:

1. Yang harus dipahami pertama kali adalah spesifikasi mesin kendaraan. Di buku manual pasti disebutkan teknologi mesin dan jenis oli yang cocok. Merek apa pun, pada dasarnya sama asal spesifikasinya bisa diterima oleh mesin mobil.

2. Perhatikan tingkat kekentalan. Mobil-mobil masa kini, terutama yang sudah ada embel-embel VVT, VVTi dan sejenisnya. Minimum menggunakan oli dengan kekentalan 10/40 atau 5/30. Mesin-mesin seperti itu tidak cocok jika dipasangkan dengan oli berkekentalan 20/50 atau yang lebih kental.

3. Perhatikan juga kode lain seperti API. API SM khusus untuk mobil-mobil beteknologi baru dirancang untuk memberikan kontrol endapan temperatur tinggi yang lebih baik. Untuk generasi sebelumnya, misalkan mobil keluaran 2004 ke bawah, dianjurkan pakai kode SL. Lalu ada kode SJ untuk 2001 ke bawah.

4. Huruf ”W” yang terdapat di belakang angka awal, adalah singkatan dari ”Winter”. Misalnya SAE 15W-50, berarti oli tersebut memiliki tingkat kekentalan SAE 15 untuk kondisi suhu dingin dan SAE 50 pada kondisi suhu panas. Dengan kondisi seperti ini, oli akan memberikan perlindungan optimal saat mesin start pada kondisi ekstrim sekalipun.

5. Oli synthetic biasanya disarankan untuk mesin-mesin berteknologi terbaru (turbo, supercharger, DOHC, dan lainnya), membutuhkan pelumasan lebih baik, di mana celah antar logam lebih sempit atau presisi. Hanya oli synthetic yang bisa melapisi dan mengalir sempurna.

6. Boleh gonta-ganti merek oli, asal kode kekentalan sama. Sebaiknya tidak melakukan to up (menambah volume) karena terdapat sisa pembakaran di ruang bakar yang harus dibuang pada oli lama.Image

Saat Hujan, Komponen Ini Rentan Air!

November 17, 2012

 

Image

Meskipun dirancang sedemikian rupa hingga diklaim anti air, namun kemungkinan beberapa komponen pada sepeda motor masih bisa ”masuk angin” akibat tersiram air. Ada baiknya kita mengecek dan mengantisipasi agar performa sepeda motor tetap terjaga meski curah hujan mulai meninggi belakangan ini.

Menurut Sarwono Edi, Technical Service Training Manager PT Astra Honda Motor, ada beberapa komponen yang rawan kemasukan air dan berpotensi menghambat laju sepeda motor. ”Di musim hujan ini kita harus siap dengan kondisi terburuk. Cek tekanan dan kembangan ban, lampu, dan rem itu wajib. Tapi ada beberapa komponen lain yang rentan air,” ujarnya.

Inilah komponen yang bisa bikin sepeda motor “rewel” bila terkena hujan:

1. Kampas rem. Jika masih model tromol, trus kondisi kampas sudah tipis. Ketika kemasukan air, rumah teromol (bagian dalam) dari besi bertemu dengan lempengan kampas yang sudah habis. Ciri-cirinya, jika direm berdecit, atau jika kena air kendaraan akan nyelonong.

2. Kabel gas. Terdapat penghubung antara tuas (handle) dengan kabel yang biasanya ditutup oleh karet khusus (booth). Pastikan karetnya bagus dan belum getas. Karena jika karet ini sudah tidak berfungsi dengan baik, air akan dengan mudah memasuki kabel gas. Efeknya, tuas akan seret karena karat di kabel gas. Kemungkinan lain adalah masuknya air ke karburator melalui kabel gas.

3. Cop busi. Banyak kasus, cop busi sudah pecah dan getas mengakibatkan listrik ”nge-ground” karena kena air. Komponen ini tercatat paling banyak membuat pengendara harus berhenti di pinggir karena sepeda motornya mati kebanjiran. Triknya, bagian keramik busi atau pinggiran cop busi disemprot WD-40, atau diolesi griss yang mampu menahan panas. ”Banyak yang menutupnya dengan solasi, tapi sebenarnya tidak disarankan. Bila perlu ganti saja cop busi yang sudah usang,” terang Edi.

4. Saringan udara. Sama sekali tidak pernah disarankan mencopot saringan udara. Karena selain membuat karburator cepat kotor karena endapan debu, air juga bisa masuk ke ruang bakar dan menyebabkan mesin mati.